Pemain Thailand Yang Main Di Liga Inggris
JAKARTA - Deretan 5 pemain Thailand yang berkarir di liga top Eropa menarik untuk diulas kali ini. Negeri Gajah Putih itu dikenal sebagai negara yang memiliki kekuatan sepakbola terkuat di kawasan Asia Tenggara.
Hal itu dibuktikan dengan tujuh gelar Piala AFF sejauh ini yang dimenangkannya pada edisi 1995, 1999, 2001, 2013, 2015, 2019 dan terakhir 2021. Timnas Thailand pun kerap ikut serta di ajang internasional sekelas Piala Asia.
Di balik semua itu beberapa pemain asal Thailand kini tengah berkarier di Benua Biru alias Eropa. Mereka pun digadang-gadang akan menjadi pemain andalan skuad Gajah Perang di masa mendatang.
Deretan 5 pemain Thailand yang berkarir di liga top Eropa diawali dari nama Chayapipat Supunpasuch. Gelandang bertahan berusia 22 tahun itu kini tengah berkarier di Liga Portugal bersama klub Divisi 2, Praiense.
Menurut transfermarkt, Chayapipat sebelumnya sempat malang melintang di berbagai tim muda klub Portugal seperti GD Estoril dan SC Braga. Pria bertinggi 1,76 m ini juga tercatat telah memenangkan Piala AFF U-23 bersama Timnas Thailand U-23.
Benjamin James Davis tercatat pernah berkarier di klub kasta bawah Liga Inggris Oxford United dan Fulham U-21. Pemain yang pernah menjuarai Piala AFF U-23 bersama Timnas Thailand itu mampu mencatatkan 25 kali bermain di tim muda The Cottagers.
Ben menghabiskan karier di level juniornya bersama klub Singapore Sports Club pada 2013-2016. Setelah itu ia terbang ke Inggris dan memperkuat tim muda Fulham di tahun 2017-2021.
Fa inggris tak izinkan pemain indonesia main di liga inggris, tapi justin hubner tetap bisa main di wolves ini alasannya justin hubner mengambil sumpah kewarganegaraan indonesia di kantor wilayah kemenhumham dki jakarta, rabu (6/12/2023). Namun, keluarnya inggris tersebut membuat mereka hanya bisa merekrut pemain asing minimal berusia 18 tahun seusai dengan aturan fifa. Meski demikian, kalau pemain.
- Suree Sukha akan jadi pemain Thailand pertama yang merumput di
setelah memesona dalam dua pekan masa uji coba di klub Manchester City.Setelah dimiliki mantan perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, pintu Manchester City dibuka lebar buat para pesepakbola negeri "Gajah Putih". Dua pekan lalu, tiga pemain Thailand memulai masa latihan di Eastland dengan pengawasan manajer Sven Goran Eriksson. Selama kurun waktu masa
itu tampaknya figur Suree, seorang bek kanan berusia 25 tahun, dinilai cukup berkualitas untuk menjajal kerasnya Liga Primer Inggris. "Suree akan akan jadi pemain Thailand pertama yang bermain di Liga Primer. Ijin kerjanya sekarang sedang diproses," ujar pengacara Thaksin, Noppadon Pattama, seperti dilansir
, Jumat (31/8/2007).Pada tahun 1999 silam pemain legendaris Thailand Kiatisuk "Zico" Senamuang pernah mendarat ke Inggris untuk bermain klub Huddersfield Town. Namun klub itu bukanlah tim dari divisi utama Liga Inggris.
Suree Sukha (kanan) saat berlaga di Piala Asia, menghadapi dua pemain Irak Haitham Tahir (tengah) dan Basem Gatea (kiri) (AFP).
Suara.com - Menilik kembali deretan pesepak bola asal Asia Tenggara yang pernah bermain dan bahkan mencicipi kerasnya panggung kompetisi Inggris.
Liga Inggris dikenal sebagai liga terbaik di dunia. Kualitas tim, pemain, banyaknya intrik dan publikasi yang besar-besaran membuat liga ini menjadi liga yang paling dinantikan penikmat sepak bola.
Masifnya pamor Liga Inggris tak tercermin dari kasta teratasnya saja, yakni Premier League. Bahkan, kasta terbawah seperti Divisi Championship dan League One juga mampu menarik minat penikmat sepak bola.
Tak pelak karena apa yang dimilikinya, banyak pemain-pemain dari segala penjuru dunia bermimpi bisa tampil di Liga Inggris.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Tunda Liga Premier, Duel Liverpool vs Leeds United Digelar 4 Hari Jelang Final Piala Liga Inggris
Tak terkecuali dari para pemain di Kawasan Asia Tenggara. Sebagai contoh, bek kiri Timnas Indonesia, Pratama Arhan, memiliki mimpi bisa bermain untuk Manchester City.
Hanya saja, mimpi para pemain Asia Tenggara bermain di Liga Inggris terganjal oleh regulasi. Ya, sepak bola Inggris mewajibkan para pemain yang bermain di dalamnya berasa dari negara peringkat 70 FIFA, setidaknya dalam dua tahun terakhir.
Sebagai informasi, untuk Asia Tenggara belum ada negara yang mampu menembus 70 besar ranking FIFA dalam beberapa tahun terakhir.
Meski demikian, beberapa pemain Asia Tenggara nyatanya ada yang pernah dan bahkan masih bermain di kompetisi Inggris hingga saat ini. Lantas, siapa saja para pemain tersebut?
1. Teerasil Dangda, Kiatprawut Saiweo, dan Suree Sukha (Thailand)
Baca Juga: Habiskan Total Rp 5,6 Triliun, Klub-klub Liga Inggris Jor-joran di Bursa Transfer Januari
Trio Thailand yakni Teerasil Dangda, Kiatprawut Saiweo, dan Suree Sukha seakan menjadi gerbong pertama pemain Asia Tenggara yang pernah bermain di Liga Inggris.
Ketiganya bergabung Manchester City seiring diakuisisinya klub berjuluk The Citizens itu oleh mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra pada 2007.
Kehadiran Thaksin membuat ketiganya diboyong, dengan harapan bisa membangkitkan sepak bola Thailand.
Sayangnya, saat itu Thailand berada di luar peringkat 70 besar FIFA. Alhasil ketiganya tak bisa bermain di ajang resmi Liga Inggris bersama Man City.
Meski begitu, ketiganya pernah berseragam Man City saat laga pramusim melawan Thailand All-Star pada 2008. Saat itu, Teerasil Dangda mampu mencetak gol untuk The Citizens. Sayangnya, gol itu dianulir wasit.
2. Phil dan James Younghusband (Filipina)
Younghusband bersaudara, yakni Philip dan James, merupakan pemain Filipina yang pernah mencicipi kerasnya sepak bola Liga Inggris di era 2000 an.
Baik Phil dan James sama-sama mengawali karier sepak bola di Inggris, yakni bersama Chelsea. Bahkan keduanya mampu mencetak catatan gemilang bersama The Blues.
Sebagai contoh ada Phil Younghusband yang mampu menjadi top skor tim muda Chelsea sehingga membuat digadang-gadang bisa menembus tim utama.
Hanya saja, karier Phil Younghusband sedikit mundur kala memasuki sepak bola profesional, terlebih setelah ia dipinjamkan ke Denmark hingga akhirnya kariernya berakhir di Filipina.
Berbeda dengan Phil, James Younghusband sedikit bisa bertahan lama di Inggris, di mana pasca membela Chelsea muda, ia sempat bermain untuk tim Inggris lainnya seperti AFC Wimbledon.
Keduanya bisa bermain di Inggris karena Filipina memiliki aturan kewarganegaraan ganda. Phil dan James sendiri lahir dan besar di Inggris sehingga memiliki status Homegrown.
3. Neil Etheridge (Filipina)
Setelah era Younghusband bersaudara, ada lagi pemain Filipina yang bermain di Liga Inggris, yakni Neil Etheridge dari Filipina.
Berbeda dengan trio Thailand, Neil Etheridge pernah mencicipi Premier League dan Divisi Championship. Ia bahkan pernah bertarung melawan pemain-pemain hebat seperti Eden Hazard, Mohamed Salah, dan sederet pemain lainnya.
Pemain yang berposisi kiper ini bisa manggung di Premier League karena Filipina menerapkan dwi kewarganegaraan. Sebagai informasi, Neil Etheridge berstatus pemain Homegrown dan juga memegang paspor Inggris.
Karier Neil Etheridge pun banyak dihabiskan di Inggris dengan membela Birmingham City, Cardiff City, Fulham, Charlton Athletic, Crewe Alexandra, Walsall, Oldham Athletic, dan juga Bristol Rovers.
4. Faiq Bolkiah (Brunei Darussalam)
Brunei Darussalam pun memiliki pemain yang juga pernah berkiprah di Inggris. Tak tanggung-tanggung, pemain itu adalah Faiq Bolkiah yang merupakan keponakan Raja Brunei.
Faiq Bolkiah lahir di Amerika Serikat dan mencicipi petualangan di sepak bola bersama tim-tim Inggris semasa mudanya.
Tercatat, ia pernah membela akademi Southampton dan Chelsea. Bahkan, pemain dengan status pesepak bola terkaya di dunia ini juga pernah membela tim U-23 Leicester City.
Hanya saja, setelahnya Faiq Bolkiah memilih hengkang ke Portugal dan bergabung Maritimo. Kini, pemain berusia 23 tahun ini bermain di Thailand bersama Chonburi FC.
5. Thanawat Suengchitthawon
Pemain Thailand lainnya yang juga pernah merasakan Liga Inggris adalah Thanawat Suengchittawon. Tercatat hingga saat ini ia masih membela Leicester City U-23.
Pemain berusia 22 tahun ini telah bermain di Eropa sejak 2018 silam. Tercatat ia pernah bermain di Prancis bersama AS Nancy.
Setelahnya ia bermain di Leicester City yang kebetulan dimiliki oleh orang Thailand. Di tim berjuluk The Foxes ini, Thanawat bermain untuk tim U-23.
Kali ini pemain Asia Tenggara lainnya yang bermain di Liga Inggris berasal dari Indonesia. Sosok itu adalah Elkan Baggott.
Elkan Baggott tercatat masih menjadi bagian dari tim League One, Ipswich Town, di mana ia bermain untuk tim U-23 klub berjuluk The Tractor Boys itu.
Pemain berusia 19 tahun ini masih bermain di Inggris karena statusnya sebagai Homegrown Player. Elkan Baggott sendiri lahir di Thailand dan besar di Inggris bersama ayah asli Inggris dan ibu asli Indonesia.
Elkan sendiri baru memutuskan membela Timnas Indonesia pada 2021 lalu, di mana ia sempat turun membela tim Merah Putih di kancah Piala AFF 2020.
KOMPAS.com - Ada yang menarik dalam daftar pemain Leicester City yang akan menjamu Manchester City pada pekan ke-30 Liga Inggris 2020-2021, Sabtu (3/4/2021) malam WIB.
Klub berjuluk The Foxes menyertakan nama Thanawat Suengchitthawon di daftar pemain cadangan.
Thanawat Suengchitthawon adalah pemain kelahiran Suphanburi, Thailand, tetapi memiliki paspor Perancis.
Baca juga: Isu Transfer Haaland Menguat, Guardiola Sebut Man City Tak Punya Uang
Pemain yang beposisi gelandang serang itu pernah masuk ke dalam skuad timnas U16 dan U17 Perancis dan sempat menjadi kapten di sana.
Thanawat memulai kariernya di tim muda klub Perancis, sebelum menandatangani kontrak profesional bersama Leicester City pada awal musim ini.
Pemain 21 tahun itu memang aktif di tim U23 Leicester, tetapi beberapa kali dia berlatih bersama skuad Brendan Rodgers.
Sejauh ini, Thanawat sudah tampil sembilan kali bersama Leicester City di Premier League 2 atau kompetisi khusus U23 dengan kontribusi dua gol.
Baca juga: Klasemen Liga Inggris Jelang Pekan Ke-30, Man United dan Leicester Bersaing Ketat
Dua golnya itu dicetak Thanawat ke gawang tim muda Manchester United pada pertengahan Januari lalu.
Brace Thanawat membantu Leicester City menang 4-2 atas The Red Devils.
Biasanya para pemain Asia Tenggara kesulitan mendapat izin bermain di Eropa, dalam hal ini Inggris.
Sebab, negara mereka tak masuk dalam peringkat 70 besar dunia.
Baca juga: Dipermalukan Leicester City, Liverpool Sudah Menyerah Kejar Gelar Juara
Namun, pengecualian bagi Thanawat, dia memiliki dua paspor yang bisa menjamin dirinya bermain sebagai pemain non Uni-Eropa karena memiliki kewarganegaraan Perancis.
Dengan dua paspor yang dimilikinya saat ini, Thanawat bisa saja dipainggil bermain untuk timnas Thailand atau Perancis.
Namun, keberadaan keluarga Srivaddhanaprabha sebagai pemilik Leicester, Thanawat mungkin lebih memilih timnas Thailand.
MENGULIK aturan Liga Inggris yang berpotensi mengancam pemain Indonesia yang berkarier di klub Inggris. Aturan Liga Inggris berpotensi mengancam pemain Indonesia yang berkarier di klub Inggris, seperti Elkan Baggot dan juga Justin Hubner.
Seperti diketahui, Federasi Sepakbola Inggris berupaya untuk terus mempertahankan kualitas liganya. Untuk itu, mereka berusaha memastikan bahwa seluruh pemain yang bergabung di klub Inggris adalah pemain yang berkualitas.
Guna mewujudkan hal tersebut, Federasi Sepakbola Inggris memiliki sebuah aturan ketat. Pemain yang akan bermain di Liga Inggris harus berasal dari negara yang memiliki peringkat setidaknya 70 besar FIFA dalam dua tahun terakhir.
Melihat aturan tersebut, Indonesia jelas tidak masuk dalam kriteria. Secara, Indonesia saat ini berada di ranking 146 FIFA. Berbicara tentang dua tahun terakhir, peringkat Indonesia bahkan jauh lebih jeblok.
Adanya aturan ini tentu membuat para pemain Indonesia terancam. Di antaranya, ada Justin Hubner yang kini sudah berada di klub Wolverhampton dan juga Elkan Baggot bersama Ipswich Town yang tengah berada di jalur menuju promosi ke Premier League.
Namun, Justin Hubner dan Elkan Baggot rupanya masih bisa bermain di Liga Inggris. Pemain-pemain yang belum sekalipun menjajaki kakinya di Inggris pun masih memiliki kesempatan dengan berbagai cara.
Cara pertama untuk bisa bermain di Liga Inggris, meski tidak berasal dari negara peringkat 70 besar FIFA adalah dengan mendapat status homegrown. Status ini diberikan untuk para pemain berusia 21 tahun yang telah menghabiskan tiga musim di Inggris sejak 16 tahun. Dengan kata lain, status ini bisa didapat jika pemain tersebut adalah jebolan akademi sepakbola Inggris.
Status homegrown ini tidak memandang siapa pun dan dari mana negara mereka berasal. Beberapa pemain dari luar Inggris yang mendapat status ini antara lain adalah Romelu Lukaku, Cesc Fabregas, Paul Pogba, hingga Adnan Januzaj.
Seperti diketahui, Justin Hubner telah berseragam Wolverhampton sejak 2020 atau sekira 3 tahun yang lalu. Elkan Baggott juga telah menjadi bagian Ipswich Town sejak dirinya memulai karir di dunia sepakbola.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dengan begitu, kedua pemain Timnas Indonesia dapat dikatakan aman untuk tetap bisa bermain di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Lantas bagaimana dengan para pemain Indonesia lain yang bukan jebolan akademi klub Inggris?
Para pemain yang tidak bisa mendapat status homegrown masih memiliki kesempatan untuk bermain di Liga Inggris. Caranya adalah dengan mendapat surat izin dari federasi Inggris yang disebut sebagai Government Body Endorsement.
Surat izin ini merupakan persyaratan wajib yang harus dimiliki oleh pemain yang berasal dari luar Uni Eropa. Untuk para pemain yang berasal dari negara peringkat FIFA rendah, mereka harus bisa mengumpulkan setidaknya 15 poin dari seluruh kriteria yang ditetapkan.
Salah satu kriterianya adalah pemain yang akan bermain di Liga Inggris harus tampil setidaknya dalam 90%-100 persen agenda tim nasional negaranya. Hal itu akan membuatnya meraih dua poin.
Kemudian, ada pula penampilannya di liga domestik bersama tim sebelumnya. Namun yang menjadi catatan, federasi sepakbola Inggris masih membagi liga domestik dalam beberapa kelas. Liga-liga yang dimainkan oleh para pemain Indonesia berada di kelas terbawah, yakni kelas enam.
Para pemain juga bisa mendapat tambahan poin apabila ia bersama timnya sebelumnya bermain di kompetisi continental seperti Liga Champions atau sejenisnya. Jika di Asia, maka pemain Indonesia harus bermain di Liga Champions Asia atau AFC Cup.
Cara terakhir agar pemain Indonesia bisa bermain di Liga Inggris adalah dengan Exceptional Panel. Cara ini adalah setiap klub yang ingin merekrut pemain yang tidak memiliki status homegrown ataupun tidak memenuhi kriteria surat izin harus mengajukan banding pada federasi.
Setiap klub Inggris diperbolehkan mendaftarkan empat pemain untuk diajukan ke federasi. Namun yang perlu diperhatikan, pemain--pemain tersebut harus memiliki kualitas yang sangat mumpuni agar pihak klub dapat mengajukannya ke federasi dan federasi dapat mengizinkannya bermain di Liga Inggris.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Suara.com - Liga Thailand dikabarkan mengubah regulasi soal pemain asing. Situasi ini membuat peluang Rizky Ridho dkk untuk abroad terbuka lebar.
Perubahan regulasi pemain asing Liga Thailand dibagikan oleh akun X @talao_ yang menyebutkan di musim depan bahwa akan menerapkan aturan 5+2 untuk pemain asing.
"Liga Thailand musim depan akan menerapkan aturan kuota asing 5+2. 5 pemain asing (dari mana saja) + 2 pemain ASEAN di lapangan sekaligus," cuitnya.
"Hingga 7 pemain asing (dari mana saja) + pemain ASEAN tanpa batas bisa didaftarkan per tim," sambungnya.
Baca Juga: Wajah Melas Eliano Reijnders saat Lepas Rompi Cadangan Timnas Indonesia, Warganet: Masuk Skuad Cuma...
Jika regulasi tersebut diterapkan, peluang pemain Indonesia untuk abroad ke Liga Thailand bisa terbuka lebih lebar.
Belum lama ini, penggawa timnas Indonesia Rizky Ridho sempat menyatakan bahwa dirinya bermimpi untuk main di Liga Thailand.
"Jadi kaya saya pengen banget dari dulu sebelum cita-cita ke Eropa, dari dulu saya pengen banget main ke Thailand. Saya tanya-tanya ke kakak Yanto (Basna) bagaimana di Thailand," ucap Rizky Ridho di siniar Sport77.
"Terus dia bilang nanti kalau Ridho kontrak habis di Persebaya hubungi kakak (Yanto) ,nanti siapa tahu bisa dibawa ke Thailand pakai agen dia. Dan waktu saya habis di Persebaya, saya tidak kepikiran hubungi kakak Yanto, kelupaan akhirnya sudah tanda tangan sama Persija," sambungnya lagi.
Adapun saat ini, sudah ada pemain Indonesia yang berkarier di Liga Thailand yaitu Asnawi Mangkualam dan Ronaldo Kwateh.
Baca Juga: Cetak 2 Gol ke Gawang Arab Saudi, Berapa Harga Pasar Marselino Ferdinan?
Suara.com - Benjamin Davis saat ini tengah menjadi perbincangan hangat penikmat sepak bola Asia Tenggara. Pemain Thailand ini sempat berkarier di Liga Inggris bersama Fulham untuk kemudian pindah ke Oxford United.
Benjamin Davis sempat memiliki kans untuk tampil di Premier League mengingat Fulham berhasil promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris itu untuk musim depan.
Namun, setelah Fulham promosi ke Premier League, Benjamin Davis keburu pindah ke Oxford United. Dia dikontrak tim Divisi ketiga Liga Inggris itu selama dua musim ke depan.
Benjamin James Davis yang masih 21 tahun merupakan pesepak bola muda Thailand yang lahir di Phuket dan memiliki seorang ayah berkewarganegaraan Inggris.
Baca Juga: Semifinal SEA Games 2021: Shin Tae-yong Yakin Indonesia Gilas Thailand
Meski begitu, terdapat lika-liku yang sempat dilalui Ben Davis sebelum akhirnya memilih Thailand sebagai negara yang dibelanya.
Ben Davis sempat diperebutkan Singapura, bermodal Harvey Davis yang merupakan sang ayah memboyongnya ke negara tersebut saat usianya masih 5 tahun.
Harvey Davis mendirikan sekolah sepak bola privat dan dinamai dengan JSSL (Junior Soccer School & League) yang sukses mengakomodir lebih dari 300 pemuda berlatih sepak bola.
JSSL bekerja sama dengan Tampines Rovers dan Fulham, rutin mengirim talenta muda di berbagai kompetisi termasuk Gothia Cup.
Hingga pada 2017, Ben Davis menerima tawaran beasiswa selama dua tahun di akademi Fulham. Karena performanya yang mengagumkan, klub asal London pun kepincut.
Baca Juga: Asnawi Absen, Shin Tae-yong Belum Tentu Mainkan Rio Fahmi Kontra Thailand
The Cottagers menawari kontrak profesional Ben Davis yang memiliki tinggi 172 cm dan menjadi andalan Fulham U-23 di Premier League 2.
Bermain dengan tim senior dengan lawan sepadan pernah dilakoni Ben Davis, tepatnya di Piala Liga Inggris saat Fulham melawan Southampton.
Ben Davis bermain dari menit ke-57, masuk menggantikkan Luca de la Torre meskipun pada akhirnya Fulham harus menelan kekalahan.
Seiring performanya yang menanjak, Ben Davis jadi perebutan dua negara ASEAN, Singapura dan Thailand. Dia bahkan sempat membela Young Lions untuk timnas U-16 dan U-19 sejak 2015 lalu.
Davis didaftarkan sebagai pemain muda untuk Singapura di kualifikasi Piala AFC U-16 2015 hingga Piala AFC U-19 2017.
Namun pada SEA Games 2019, Davis justru bermain untuk Thailand dan membuat Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) ngamuk dan tidak terima.
Sementara Kementerian Pertahanan Singapura menyebut Davis telah mangkir dari kewajiban menjalani wajib militer (wamil).
Di sisi lain Ben Davis juga didaftarkan Fulham dengan paspor Inggris, hingga membuat Kementerian Pertahanan Singapura tak bisa mentolerir.
Akira Nishino selaku pelatih timnas Thailand U-23 saat itu mengambil celah dengan memasukkan Ben Davis dan dua pemain keturunan lain, Marco Ballini serta Kevin Deeromram masuk skuatnya.
Sejak saat itu Thailand sering menggunakan jasa pemain keturunan. Selain mereka diketahui ada juga Tristan Do, Manuel Bihr hingga Ellias Dolah.
Berikut profil singkat Benjamin Davis, pemain keturunan Thailand yang saat ini bermain untuk klub Premier League, Fulham.
Nama Lengkap : Benjamin James Davis
Tempat dan Tanggal Lahir : Phuket, 24 November 2000
Kewarganegaraan : Thailand, Inggris
Posisi : Gelandang Tengah
Klub saat ini : Oxford United (31 Agustus 2021 - 30 Juni 2023)
Sports School (2017-2017)
Fulham U-17 (2017-2019)
Fulam U-19 (2019-2021)
Oxford United - (2021-2023)
Singapura U-19 (2015)
Thailand (14 Januari 2020)
[Kontributor: Eko Isdiyanto]